hitung domba!
mereka beri usul saat kantuk tak juga hadir
tak logis, tapi beberapa kali menguarkan magis
menghadirkan lelap
melupakan kisah yang bahkan belum dimulai
melupakan angan yang gagal jadi realitas
melupakan seribu rencana adegan panas
melupakan harum yang tercium dari keluk leher tuan
lupakan saja!
kata mereka saat melihat putri patah hati
sayang sekali putri abai, dan
memilih terus menenun rindu
juga memimpikan hal-hal yang belum selesai
/ode rindu, masih untuk tuan, 2016
0 Comments