Klakson memanggil sadar. Hentakan bus kembali terasa. Pandangan terkunci pada daun hijau berbaris yang menyapa dari pinggir jalan. Ternyata, sudah setengah perjalanan.
Sejak bus berjalan menuju kota sebelah, aku menguap entah kemana. Kalau diingat-ingat, ‘mimpi’ tadi, isinya cuma kamu, kamu, dan kamu.
Ada senyummu, dari puluhan sisi. Ada kalimat lucu, kata canda. Tak ada pahit, ini mimpiku, dan aku punya hak menepis getir.
Bus mulai berjalan lagi setelah sejenak berhenti di area peristirahatan. Sekejap, akalku kembali jatuh dalam lamunan.
Ahh, sebegitu mudah aku kau kuasai.
Kalau sudah begini, pada siapa harus mengadu.
Toh, sejauh apapun aku pergi.
Bayang wajahmu tak juga mau menepi.
/
Hasil ketemu Sapardi?
Makin meleleh abang, Dek!
Apaan, Sapardi kemaren itu ternyata cuma semacam seminar. Aku udah siap-siap buku kosong buat belajar bikin puisi, taunya gada sesi itu. hahahhaa
Bayangan wajah siapa kak ??? #kepo
Ayang Ariel?